Membuat Pancake

By // Tidak ada komentar:
Hmm... iseng-iseng search di google cara membuat pancake.. ternyata hampir semua link sama.. gampang juga klo dibaca tapi klo dipraktekin.. kayaknya perlu diuji soalnya beda tangan beda rasa kan..hehehehe





Berikut ini adalah cara membuatnya.. hohohooo

Bahan/Resep Pancake:
  • 100 gr tepung terigu
  • 250 ml susu cair
  • 1 butir telur, pisahkan putih dan kuningnya
  • sedikit garam
  • margarin untuk olesan

Topping Pancake:
  • Es Krim
  • Sirup Maple

Cara membuat pancake:

Campur rata dan aduk tepung terigu, garam, kuning telur dan susu dengan ballon whisk sampai rata atau bisa menggunakan mixer dengan kecepatan yang paling rendah (kalau tidak punya ballon whisk dan mixer, bisa juga menggunakan spatula kayu)
Kocok putih telur sampai kaku. Bisa menggunakan garpu maupun ballon whisk.
Kemudian masukkan adonan tepung ke dalam adonan putih telur, aduk rata. Nah dalam mencampur adonan tepung dengan putih telur, bisa juga menggunakan tehnik pancing. Dengan cara mengambil sedikit putih telur dan campurkan ke dalam terigu, aduk rata. tambah sedikit demi sedikit. Kemudian baru masukkan adonan terigu ke dalam putih telur. Langkah ini untuk menghindari putih telur yang bergerindil.
Panaskan teflon diameter paling kecil (yang untuk bikin telor ceplok), oles dengan margarin, kecilkan api. Bisa juga menggunakan teflon ukuran standar.
Tuang adonan sekitar 2,5 sendok sayur, tutup sebentar
Balik jika adonan sudah ada sedikit berpori dan sedikit mengeras pinggirnya


Untuk 7 pancake

Tips memasak pancake:

Kunci utama kenapa pancake diatas bisa lembut teksturnya walaupun tanpa menggunakan buttermilk adalah pada pemisahan kuning telur dengan putih telurnya.
Untuk mendapatkan pancake yang lebih manis bisa menambahkan 1 sendok makan gula pasir yang diaduk bersama dengan terigu, garam, kuning telur, dan susu.
Pancake ini sangat enak bila disajikan hangat-hangat.
Bila tidak punya wajan teflon seukuran telur ceplok, bisa mneggunakan wajan teflon biasa walaupun nanti bentuk pancakenya menjadi tidak seragam. Atau bisa juga menggunakan ring/cetakan pancake seperti bentuk bulat, bintang, dll.


sumber :
http://kemonbaca.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-pancake-enak.html

Apa itu penyakit Scoliosis

By // 3 komentar:



scoliosis

Sepertinya sudah agak lama saya tidak memposting di blog.. saya teringat akan review dari sebuah web bioskop tentang sebuah film yang akan dirilis beberapa bulan lagi dengan kondisi sang pemeran utama menderita Scoliosis, kemudian saya tertarik untuk mengetahui jenis penyakit apa sih Scoliosis itu,, berikut ini penjelasannya..

Scoliosis (dari bahasa Yunani: '' skolíōsis'' berarti "bengkok") adalah suatu kondisi medis di mana seseorang tulang belakang melengkung dari sisi ke sisi, berbentuk seperti "s", dan mungkin juga diputar. Untuk orang dewasa dapat sangat menyakitkan. Ini adalah normal lateral kelengkungan tulang belakang. Pada sinar-x, dilihat dari belakang, tulang belakang seorang individu dengan scoliosis khas mungkin tampak lebih seperti "S" atau "C" dari garis lurus. Itu biasanya diklasifikasikan sebagai bawaan (disebabkan oleh vertebra anomali yang hadir pada saat lahir), idiopatik (mensubklasifikasikan sebagai kekanak-kanakan, remaja, remaja, atau dewasa menurut ketika awal terjadi) atau sebagai neuromuskuler, setelah dikembangkan sebagai gejala sekunder kondisi lain, seperti spina bifida, cerebral palsy, tulang belakang otot atrofi atau trauma fisik.

Kondisi dapat dikategorikan berdasarkan sifat busung, atau kelengkungan tulang tulang belakang, kaitannya dengan poros tengah:

· Dextroscoliosis adalah scoliosis dengan sifat busung di sisi kanan.


· Levoscoliosis adalah scoliosis dengan sifat busung di sisi kiri.

Kurva scoliotic ° 10 atau kurang mempengaruhi 3-5 dari setiap 1.000 orang. Prevalensi kurva kurang dari 20 ° adalah sama pada pria dan wanita. 2% dari perempuan dan 0,5% dari laki-laki dipengaruhi oleh Scoliosis.

Scoliosis kadang-kadang dikaitkan dengan lain kondisi seperti sindrom Ehler-Danlos (hyperflexibility, sindrom 'disket bayi', dan varian lain dari kondisi), Charcot-Marie-gigi, kyphosis, cerebral palsy, tulang belakang otot atrofi, muscular dystrophy, keluarga dysautonomia, biaya sindrom, Friedreich's ataksia, sindrom proteus, Spina bifida, Marfan's sindrom, neurofibromatosis, kelainan jaringan ikat, bawaan diafragma hernia, dan gangguan sumbu craniospinal ('' misalnya '' syringomyelia prolaps mitral valve, malformasi Arnold-Chiari).


Penanganan Medis

Meskipun tidak harus dilakukan, scoliosis yang parah sebaiknya dioperasi, demikian menurut Dr Luthfi Gatam. Dr Michael Cornish juga menegaskan bahwa operasi merupakan usaha terakhir. "Perawatan-perawatan lain harus dicoba terlebih dulu. Jika kondisinya terus memburuk hingga tahap sangat serius (membahayakan jiwa penderita), maka perlu dipertimbangkan untuk dioperasi," tutur Dr Michael.

Dokter Luthfi Gatam mengatakan, jika baru pada tahap 20 derajat (disebut Cobb angle), hanya akan dilakukan observasi saja. Tahap 20 sampai 40 derajat dianjurkan mengenakan brace, Sedangkan lebih dari 40 derajat perlu dilakukan operasi. Namun, operasi tulang punggung kemungkinan besar menimbulkan rasa takut pada pasien semua usia. Apalagi bila dikatakan bahwa penyembuhannya perlu 5-7 hari, sedangkan redanya rasa sakit pasca operasi membutuhkan waktu lebih lama lagi; kemudian adanya bekas operasi berupa bekas luka yang memanjang.

Dr Luthfi sudah sering mengoperasi pasien scoliosis. Salah satunya Sandra (18 tahun) dengan tahap keparahan 135 derajat. "Dulu ia selalu murung dan menghindari bertemu banyak orang. Terutama di sekolah, Sandra sungguh menderita tekanan batin. Setelah operasi sukses, kini Sandra menjadi gadis yang lincah, ceria, dan energik. dengan tinggi 180 cm, ia sangat percaya diri dan mulai aktif kuliah," kata Dr Luthfi Gatam.

Penanganan Lain

Menurut penelitian para ahli sejauh ini, selain penanganan medis, penanganan lain seperti stimulasi elektrik, manipulasi chiropractic, dan terapi fisik cukup efektif. Prita tetap menjalani terapi chiropractic dan latihan tertentu yang diberikan oleh chiropractor-nya, meski keadaannya telah membaik. “Agar scoliosis saya tidak bertambah parah," ujarnya. Sedangkan Astrid merasakan kemajuan yang sangat nyata setelah mengikuti paket perawatan sejak dini tahun yang lalu di klinik "Chiropractic di Indonesia”. Ade Rose mengikuti latihan yoga. "Setiap hari saya melakukan yoga, ibarat minum obat," kata ibu satu anak ini. Dengan dipandu Ann Baros, gerakan-gerakan Yoga yang dilakukan Ade semakin tepat. "Kini kondisi saya sudah stabil, normal.” Olah tubuh dengan gerakan tertentu yang sesuai kemampuan fisik, bisa membuat kondisi tubuh penderita lebih nyaman.


Berikut ini beberapa penanganan scoliosis yang melibatkan olah tubuh.


• Chiropractic

Seorang chiropractor percaya bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penanganan yang dilakukan chiropractor bersifat memberdayakan tubuh agar kembali memiliki mekanisme dan sistem tubuh yang baik. Demikian pendapat Dr Tinah Tan.

Menghadapi pasien scoliosis, chiropractor akan melakukan pemeriksaan dengan mempelajari postur tubuh pasien (examine posture), mengamati pergerakan tubuh (motion palpation), dan memeriksa ototnya (static palpation). Pasien diminta membuat foto X-ray untuk memastikan kondisi kurva tulang belakangnya. Jika ditemukan adanya masalah, akan dilakukan koreksi (adjustment) dan terapi, atau perawatan (treatment). Pasien juga diminta melakukan latihan tertentu (exercise) dan olahraga yang disarankan.

Olahraga yang disarankan untuk pasien scoliosis antara lain berenang gaya bebas, jogging, yoga, pilates, taichi. "Yang penting teknik dari olah tubuh yang dilakukan harus benar,” ujar Dr Tinah Tan.


• Yoga

Gerakan yoga untuk pasien scoliosis ditujukan untuk mengoreksi dengan cara menarik dan mengarahkan tulang belakang secara tepat, ke depan, samping kiri, dan samping kanan. Demikian menurut Ann Barros, guru yoga asal Santa Cruz, Amerika Serikat, yang sejak kecil menderita scoliosis bawaan. Lebih dari 30 tahun ia mengajar yoga Iyengar. Gerakan ditujukan untuk menarik dan mengembalikan tulang belakang pada posisinya yang alami. "Bukan lurus melainkan ada lengkungannya,” ujarnya.

Jadi, dalam menentukan terapi pasien scoliosis Ann Barros tidak bisa menerapkan sembarang gerakan yoga, tetapi harus mengobservasi pasien terlebih dulu dengan melihat hasil X-ray untuk mengetahui derajat keparahannya. "Ada kalanya saya harus membahasnya dengan seorang ahli tulang belakang,” tutur Ann yang awal Agustus lalu datang ke Jakarta atas undangan Jakarta Do Yoga.

Dalam memandu gerakan pun Ann tidak memaksa, karena semua gerakan merupakan bagian dari observasi. Dari keterbatasan gerak yang dilakukan pasien, sedikit demi sedikit Ann bisa menentukan ketepatan gerak serta alat bantu terapi bagi pasien.

Menurut Elise B. Miller, ahli yoga, dalam tulisannya di situs Yoga for teens with Scoliosis, latihan gerakan yoga (asana) ditujukan untuk memperbaiki postur dan meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot, dengan cara menarik dan memperkuat otot-otot yang menunjang tulang belakang. Posisi Adho Mukha Svanasana dan Urdhva Mukha Svanasana baik untuk membentuk dan memperbaiki lengkungan dan rotasi tulang belakang. Sedangkan Bharadvajasana untuk memperkuat kaki sebagai penyangga tulang belakang.


• Pilates

Ada enam prinsip dalam pilates yang efektif membantu penderita scoliosis, yaitu concentration, control, centering, precision, flow of movement, dan correct breathing technique. Demikian tutur Nancy Wuisan dari Pilates Bodymotion, Bimasena Club, The Dharmawangsa Jakarta.

Concentration artinya setiap gerakan dan hitungan dalam pilates harus dilakukan dengan penuh konsentrasi. Control artinva setiap gerakan harus terkontrol oleh pikiran, jadi bukan pikiran yang dikontrol oleh tubuh. Centering artinya perhatian harus terpusat pada tujuan berlatih pilates, misalnya tujuannya untuk meringankan scoliosis. Precision, setiap gerakan harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, misalnya kalau harus mengangkat kaki setinggi 90 derajat ya harus tepat 90 derajat. Flow of movement berarti gerakan yang dilakukan harus urut dan berkesinambungan, menggunakan napas yang benar yaitu pernapasan perut. Pernapasan perut dapat mendorong tulang belakang bersama otot-ototnva kembali berfungsi secara seimbang.

Sumber :
http://www.news-medical.net/health/What-is-Scoliosis-%28Indonesian%29.aspx
http://www.msindonesia.org/content/jenis-penanganan-skoliosis